Minggu, 13 November 2016

MAN JADDA WA JADDA :)

MAN JADDA WA JADDA

Canda tawa usai setelah senja tiba,kuberjalan melangkah pulang dengan hati hampa.
Sungguh rasanya tak ingin aku beranjak melangkah dari tempat itu,bagiku sekolah adalah rumah kedua setelah rumah nenek dan kakek.
Rasa sunyi,sepi kerap menyapa hari-hariku,hidupku pincang tanpa sosok ayah dan hatiku buta serta tuli kehilangan kasih sayang seorang ibu,semenjak ayah melangkah dari pintu itu gairah hidupku berkurang tapi kubisikan pada hatiku bahwa aku kuat dan bisa melanjutkan hidup,akan kugapai semua impian ditanah ini atau ditanah orang lain.
“Hanna jadi kesurau bareng gak?” Teriak gita memanggilku
“iyah git jadi”
Gita adalah sahabat karibku,dia yang selalu memahamiku ketika yang lain beranggapan negatif tentang anak broken home seperti diriku,Gita lah orang pertama yang membelaku,akupun ingin menunjukan bahwa tak semua anak broken home salah arah.
Untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim aku selalu menyempatkan diri mengunjungi surau,ada hal berbeda ketika aku disana,rasa tentram dan nyaman yang menyelimuti diriku.
Malam mulai semakin larut,aku dan gita masih didepan surau,tiba-tiba bu ustadzah menghampiri kita.
“kok belum pulang nak?” tanya bu ustadzah
“masih betah disini bu” jawabku sembari tersenyum
“sekolahnya kelas berapa ?” tanya bu ustadzah
“kelas 3 Aliyah bu” sahut Gita
“setelah lulus pada mau kemana?lanjut kuliah apa kerja?” Lanjut bu ustadzah
“kalau ada biayanya sih mau kuliah bu”jawabku
“yasudah mau kuliah atau kerja yang penting ada faedahnya nak,ingat selalu man jadda wa jadda” sambung bu ustadzah
Mendengar ucapan bu ustadzah hatiku semakin yakin melangkah mengarungi dunia ini,meraih mimpi setinggi langit merangkai mimpi bersama ribuan bintang bintang.
“han,pulang yuk” ucap gita membuyarkan lamunanku
Kamipun bergegas melangkah pulang,sesampainya dirumah,nenek menungguku untuk makan bersama,beliau sudah seperti ibuku,mencemaskanku saat aku pulang telat,menjagaku saat aku sakit dan mengingatkanku saat aku lalai dalam menjalankan kewajiban.
Malam ini sangat sunyi hanya terdengar derikan jangkrik dan saat itu pula imajinasiku mulai bermain diatas lamunan,kerinduan tiada tara pada ayah dan ibu turut mengisi kesepianku,namun apa daya,hanya do’a yang bisa kulantunkan pada kerinduan ini dan airmata yang jadi saksinya.
Malam semakin larut dan tiba-tiba handphone ku berdering,dan betapa kagetnya ketika aku lihat ternyata ayahku yang menelfon,antara sedih dan senang akupun tak tau.
“halo,assalamu’alaikum” ucap ayah
“wa’alaikumsalam wr.wb” jawabku sembari gugup
“sekolahnya gimana han?”
“alhamdulillah lancar yah”
“oh yaudah syukur,adikmu kemana?”
“masih di pesantren yah”
“oh yaudah ayah sibuk,udah dulu yah assalamu’alaikum”.
Sebelum aku jawab salam ayah sudah menutup telfonnya,sungguh campur aduk perasaanku,antara marah,kecewa tapi aku berusaha tegar dan aku ingat ada adikku yang lebih hancur hatinya ketika orang tuaku memutuskan untuk bercerai,bagaimana tidak waktu itu adikku masih kecil dan masih sangat minim perhatian jadi aku berusaha menjadi kakak dan orang tua kedua baginya,menjadi contoh yang baik untuk mimpi-mimpinya.
Kring...kring...kring... terdengar jam bekerku berbunyi,menandakan waktu subuh telah tiba,akupun segera bangun dan mengambil wudlu,selesai shalat aku menyiapkan keperluan sekolahku,kebetulan hari ini hari pertamaku ujian jadi kusempatkan belajar sebelum mandi.
“hana ayo berangkat” teriak gita
“iyah git tunggu”
Kamipun bergegas berangkat sesampainya disekolah bel langsung berbunyi,seperti inilah kebiasaan kami,maklum jarak dari rumah kesekolah cukup jauh terus kita Cuma naik sepeda itupun sampe terengah-engah kita mengayuhnya.
Ujianpun dimulai tapi aku sudah siap sebab tadi pagi sudah menyempatkan untuk belajar,disekolah aku selalu dijuluki miss pelit sebab saat ujian aku tak mau memberikan jawaban pada teman-temanku karna aku takut walaupun tidak ketahuan guru tapi Allah maha tau.
Aku wanita yang berprinsip mau dibilang kuno,gak zamani aku gak perduli,aku masih setia pada komitmenku dan aku tak ingin menodai komitmen itu.
Setelah ujian selesai ada sosialisasi dari salah satu pabrik dimalaysia,antara dilema mau kuliah atau bekerja,imajinasiku buyar membayangkan kalau aku kuliah bagaimana dengan sekolah adikku,sementara nenekku sudah tua tak mungkin kami terus-terusan meminta kepada mereka,dan dari saat itu aku memutuskan untuk bekerja.
Ujian telah berakhir dan Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan.
Dengan rasa penuh semangat untuk masa depan kuisi selembar formulir untuk mendaftarkan diri kepabrik malaysia,namun sayang aku kekurangan salah satu dokumen untuk persyaratannya. Dan waktu itu aku sempat putus asa,kenapa Allah mengujiku berulang-ulang,tapi aku sadar bahwa disetiap musibah pasti ada anugrah begitupun sebaliknya,dan aku mulai kembali bangkit kubuat surat lamaran kucari kesana kesini demi impianku dan impian adikku,dan akhirnya aku ketrima disalah satu perusahaan,namun aku hanya bisa sejajar dengan direct sales,maklum lulusan SMK sepertiku mau kerja apa bahkan sarjana-sarjanapun banyak yang menganggur jadi aku berusaha selalu bersyukur.
Satu tahun aku bertahan diperusahaan itu namun aku merasa hidupku tetap jalan ditempat,maka dari itu kuputuskan untuk resign dan melanjutkan impian untuk pergi kenegeri jiran.
Berbulan bulan aku menunggu dan akhirnya aku bisa berangkat,sebenarnya aku tak mau jauh dari keluarga tapi impianku selalu menguatkanku,aku tak iri pada teman-temanku yang bisa bersanding dosen dan bangku kuliah karna menurutku ilmu bukan hanya didapat dari bangku sekolah saja apalagi sekarang internet sudah canggih kita bisa tau apa yang dipelajari anak kuliah,tergantung kitanya mau tau atau tidak,mau berwawasan atau diam ditempat,ilmu itu pilihan bukan takdir.
sampai di malaysia kutemukan teman-teman baru,suasana baru dan pelajaran baru,pelajaran yang mengharuskanku tetap sabar dan bersyukur pada situasi apapun.
Dunia kerja yang kulakoni tidak seindah yang aku bayangkan,bekerja dibawah tekanan orang rasanya sungguh nelongso kata orang jawa sih,maka dari itu aku tak ingin adikku merasakan hal sepertiku,aku tak pernah menceritakan ketidakpuasanku disini selalu kuceritakan bahwa aku bahagia.
Berbulan-bulan aku disini dan aku mulai belajar dari negeri ini terutama tentang ISLAM,sungguh ilmu agamaku masih dibilang sangat minim tapi aku bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang mau mengajariku tentang islam,menceritakan tentang sejarah islam,cerita para nabi,dan cinta menurut islami.
“hana jom kantin” ujar bang fikri dan ka farah mengajakku,mereka sudah kuanggap sebagai kakak sendiri,mereka pula yang mengajariku tentang segala hal disini,tapi yang berbau positif loh,hehehe
“eh menurut kalian percaya tak cinta selepas kawin?” tanya ka farah
“kalau aku percaya,sebab cinta tu tumbuh seiring berjalannya waktu” jawabku penuh percaya diri
“kalau aku tak,bagaimana bisa cinta kalau tak pacaran dulu” sambung bang fikri
“apalah fikri kau ni cakap macam tak pakai mulut,pacaran tuh dosa tau,yang boleh tuh ta’aruf,betul tak na?” tanya ka farah
“iyah kak betul” sambungku
“iyalah-iyalah aku salah,sorry” ujar bang fikri
Kamipun bercanda tawa sampai waktu rehat telah usai.
“han lepas ni jom pergi makan angin” ajak ka farah
“nak kemana ka?”
“ketempat yang tenang buat refresh otak,hehehe” jawab ka farah
Time pulang telah tiba aku dan ka farah bergegas menuju tempat buat refresh otak,setelah sampai betapa terkejutnya aku melihat pemandangan yang sangat luar biasa yang sangat indah,sungguh subhanaalah ciptaan Allah.
“ka farah aku tengok ni jadi terkenang NEGERI ku” jawabku sembari meneteskan air mata,entah hatiku kenapa yang pasti aku merasakan kerinduan pada INDONESIA,pada keluarga.
“eh kenapelah kau ni dek,ceritakan pada akak macam mana INDONESIA tuh?”tanya ka farah
“INDONESIA sangat indah banyak lukisan alam ciptaan-NYA disana,Negeriku kaya akan alam tapi sayang dirampas oleh sabagian oknum tidak bertanggung jawab,tapi aku yakin negeriku bisa bangkit,kenangannya selalu melekat dalam hati,suku,budaya dan tradisi masih sangat kental” jawabku penuh haru
Dan rupanya kak farahpun ikut terharu mendengar celotehanku.
“mendengar ceritamu akak nak ke INDONESIA dek” ujar ka farah
“jom lah kak ikut nanti aku ajak pusing-pusing,hehehe” jawabku sembari membuyarkan suasana haru
Tanpa sadar waktu sudah senja aku dan ka farah segera pulang,sesampainya dirumah aku segera mandi,shalat dan membaringkan tubuhku,rasa lelah kerap menyapa tapi ketika membayangkan senyum adik-adikku rasa lelahku berkurang,dalam fikiranku,setidaknya lelahku membawa senyum mereka dan semoga juga lelahku menjadi lillah kedepannya.
Esok harinya seperti biasa aku bekerja,time rehat aku,bang fikri dan ka farah duduk diteras kilang.
“dek ngomong-ngomong kamu dah pernah jatuh cinta?” Tanya bang fikri penasaran
“haha apalah abang ni,aku masih normal tau,pasti pernah lah tapi ya begitulah..” jawabku lirih
“ceritalah begitu gimana?” sambung ka farah penasaran juga
“ Aku pernah jatuh cinta,waktu masih jaman sekolah,dia baik,rajin shalat,pandai pula,banyak yang menyukai dia tapi dia tak kesah,dia malah menyukaiku waktu itu akupun suka tapi semakin hari rasa takut menghantui aku,antara takut dimarahin orang tua,takut dosa juga ka” jawabku
“ko dimarahin orang tua,kenapa?” Tanya bang fikri
“waktu tu aku tengah sekolah abang” jawabku sembari tersenyum
“lalu dah berhenti sekolah bolehlah jatuh cinta lagi” sambung ka farah
“apalah akak ni,aku dah insyaflah,hahaha jangan bikin aku terjebak diruang nostalgia lagi.” Jawabku sembari tertawa dan beranjak meninggalkan mereka.
Rasa syukur dipertemukan dengan orang-orang baik disini dan memang benar man jadda wa jadda barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Mimpiku satu persatu terwujud,melihat adikku bahagia,membuat usaha dan sebagainya.
Aku bersyukur atas nikmat-NYA dan aku yakin jika aku tak melupakan-NYA,DIA pun pasti melebihinya.
Allah adil dalam segala hal,jika kau berfikir tak ditemukan kebahagiaan itu salah,sebenarnya kau hanya sedang diuji kesabaran,yang hanya perlu kau lakukan ialah menikmati proses menuju kebahagiaan.

                                                                                              Senai,12 nopember 2016





Tidak ada komentar:

Posting Komentar