Sabtu, 03 Desember 2016

PENJARA SUCI

PENJARA SUCI

Semilir angin senja menerpa tubuhku,aku masih terdiam dalam hamparan pasir putih dan berirama bersama debur ombak. Entahlah apa yang ada dalam fikiranku rasa menyesal serta kecewa mengikuti setiap baris hidupku,namaku nisa tapi arti namaku tak selaras  dengan kelakuanku,aku seperti remaja kebanyakan tergiur dengan hingar bingar dunia,tak pernah mengingat atau memikirkan akhirat sedikitpun.
Duniaku selalu dipenuhi sisi negatif sering bolos sekolah,bolos ngaji,pacaran dan hura-hura,pergaulan yang membawaku pada dunia gelap sampai aku tak menghiraukan hati orang tuaku yang banting tulang membiayaiku sekolah.
“nis pulang yuk” ajak nita salah satu temanku
“nanti lah agak malaman” jawabku
“emang loe lagi kenapa?”
“loe pernah gak sih ngerasa kalau kelakuan kita selama ini salah?” tanyaku
“loe kenapa sih nis tiba-tiba gitu,kalau loe mikir gitu terus hidup loe gak bakal happy” jawab nita
“gue tadi pagi ketemu ustadzah dia ceramahin gue panjang banget,dan gue ngerasa apa yang dia katakan itu ada benernya nit,sampe kapan kita kaya gini” ujarku sembari menepuk pundak nita
“apaan sih loe nis,udah ah males gue pulang duluan” ujar nita sembari menyingkirkan tanganku dari pundaknya
Aku merasa tidak enak pada nita akupun mengejarnya dan semua lamunanku hilang kutinggalkan ditempat itu,fikiran menyesal dan kecewa musnah seketika dari otakku untuk kesekian kalinya aku terbawa kedunia hitam lagi.
“nis jam segini kok baru pulang?” tanya mamah yang menungguku didepan pintu
“cape mah aku ngantuk,introgasinya besok aja!” jawabku ketus
“kamu tuh perempuan gak pantes pulang larut malam kaya gini,malu sama tetangga”
Celotehan mamah sama sekali tidakku dengar,aku segera masuk kamar dan tidur.
Keesokan harinya aku bersiap untuk kesekolah,nita menjemputku,sebenarnya mamah melarangku bergaul dengan nita tapi aku tetap tak mendengarkannya.
Diperjalanan nita mengajakku nongkrong dicaffe, aku yang masih labil mengikutinya dan untuk kesekian kalinya aku bolos sekolah.
Sesampainya dicaffe pacar nita sudah disana pemandangan seperti ini sudah tidak asing dalam hidupku,pelukan,ciuman nita sering melakukannya didepanku,dia selalu menyuruhku melakukan apa yang dia lakukan,tapi sungguh dalam hati kecilku aku tidak ingin larut dalam dunia seperti ini,namun sampai detik ini aku belum bisa menjemput hidayahku.
“nis pacar loe mana”tanya nita
“dia selingkuh kali” jawabku bercanda
Tiba-tiba rifki datang dibelakangku,rifki adalah pacar sekaligus sahabat tapi dia selalu menghargaiku sebagai seorang perempuan dia tidak pernah melecehkanku seperti apa yang pacar nita lakukan.
“rifki kok kamu disini,gak sekolah?” tanyaku
“kamu juga gak sekolah nis” jawab rifki sembari meledek
Waktu terus berputar sampai tiba waktu jam pulang sekolah
“nit pulang yuk” ajakku
“nanti lah nis masih sore juga”
“nanti gue dicariin mamah.”
“takut banget loe sama mamah loe nis” ledek nita
“biar senakal-nakalnya gue,gue masih inget orang tua gak kaya loe nit” jawabku sembari meledek nita
“kurang asem loe nis,yaudah ayo kita pulang”
Sesampainya dirumah aku melihat ada wali kelasku menghampiri mamah.
“nit itu bu dian,mampus deh gue” ujarku panik
“gimana dong nis,gue juga takut nih”
“yaudah loe pulang aja sana”
Nitapun pergi meninggalkanku,aku belum berani kerumah soalnya wali kelasku masih disitu,selang beberapa menit bu dian pergi akupun segera masuk rumah secara diam-diam tapi tetap saja mamah tau.
“nisa! Sudah cukup tingkahmu ini sudah kelewatan,papah dan mamah menyekolahkanmu biar menjadi wanita yang berbudi pekerti tapi kamu malah kaya gini! Mamah kecewa”
Aku hanya terdiam dan segera masuk kamar,entah mengapa lidahku seakan kaku mengucap maaf pada mamah,tapi dari lubuk hati aku menyesal.
Keesokkan harinya aku bergegas kesekolah tiba-tiba mamah melarangku berangkat.
“hari ini kamu gak usah berangkat nis”
“lah kenapa? Nisa gak bakal bolos lagi kok” jawabku
“hari ini kamu berangkat tapi diantar mamah dan papah” ujar mamah
“nisa udah gede kali gak usah diantar!” jawabku ketus
“kalau udah gede tau mana yang baik dan mana yang gak baik” ujar mamah menaikkan nada bicaranya
“yaudah-yaudah terserah mamah aja” jawabku badmood
Akupun berangkat bersama mamah dan papah,namun aku terkejut karena jalan yang dilewati bukan jalan yang menuju sekolahku.
“mah ini mau kemana sih,katanya kesekolah”tanyaku
“udah ikut aja” jawab mamah
Akupun diam dengan penuh banyak pertanyaan diotakku,sebenarnya aku mau dibawa kemana jalanan yang sepi,pegunungan dan pohon-pohon rindang menghiasi setiap perjalanan,dan tibalah kami didepan gerbang yang mirip dengan gerbang masjid.
“mah ini tempat apa sih?” tanyaku penasaran
“ayo mamah akan tunjukan setelah kamu masuk”
Kakiku mulai melangkah memasuki gerbang itu,pemandangan yang sangat berbeda dari duniaku dikota,banyak anak kecil,remaja sebayaku mereka berjalan menggenggam kitab dan al-qur’an dan setelah itu aku sadar kalau aku dibawa kepondok pesantren.
“mah pah,aku gak mau disini,bawa aku pulang” ujarku sambil menangis
“mamah hanya ingin kamu menjadi lebih baik nak,belajarlah dirumah barumu ini dan pulanglah saat kau sudah berubah”
mamah meninggalkanku ditempat itu,sungguh aku merasa aneh dikerumunan orang-orang berjilbab karna sebelumnya aku tidak pernah memakai jilbab.
Tiba-tiba datang seorang ustadzah mengajakku masuk ruangan.
“namamu siapa nak?” tanya ustadzah
“nisa bu” jawabku singkat
“subhanallah nama yang indah seperti orangnya” puji bu ustadzah
Aku hanya membalasnya dengan senyum terpaksa
“selamat bergabung dirumah suci ini nisa,oh iyah ada peraturan yang harus kamu taati selama belajar disini diantaranya pakaian,mohon maaf sebelumnya,nisa tidak boleh memakai pakaian pendek dan harus mengenakan jilbab dan selama disini tidak boleh mengaktifkan hp” ujar bu ustadzah
“hp pun tidak boleh,kenapa?”tanyaku geram
“sebab nanti bisa mengganggu proses belajarmu”
Dan tanpa aku sadar ternyata hpku sudah diambil mamah,sungguh antara kesal dan marah,kenapa mamah tidak memberitahu aku dulu.
Kini dunia baruku dimulai,yang dulu aku hanya tau hura-hura dan selalu lupa waktu disini aku harus menggunakan setiap detiknya untuk belajar,dalam hati masih terasa tak ikhlas,sampai pada akhirnya aku mulai beradaptasi,teman-teman baru mulai aku temui disini dan sungguh ini sangat bertolak belakang dengan kehidupanku yang dulu.
Hari ini aku hendak mengaji disurau tiba-tiba langkahku terhenti disaung dekat asrama,aku melihat ada anak kecil yang sedang mengaji bersama gurunya,aku tertarik untuk melihatnya,sungguh hatiku teriris ketika aku mendengar huruf-huruf hijariyah dilantunkan oleh gadis kecil itu betapa malunya diriku,aku yang sudah 18 tahun dan mengaku beragama islam namun sama sekali tidak mempelajari tentang islam bahkan shalat yang sebagai tiang agamapun aku jarang melakukannya,kitab al-Qur’an yang menjadi pedoman,aku tidak mempelajarinya,dan jilbab identitas sebagai muslimah aku tidak mengenakannya. Disitu aku menangis mengingat orang tuaku,masalaluku sungguh penyesalan sangat aku rasakan sampai kakiku lemas untuk berjalan.
“masya Allah nisa kamu kenapa?” tanya bu ustadzah
Aku tidak bisa menjawab,mulutku seakan kaku dan dalam hatiku kulantunkan kalimat sahadat yang jarang aku ucapkan sebelumnya,bu ustadzah membawaku kesurau dan menyuruhku minum dan istigfar.
“kamu kenapa nis?” bu ustadzah kembali bertanya
“seluruh bagian tubuhku bergetar bu ketika aku melihat anak kecil melantunkan ayat-ayat al-Qur’an,aku malu atas semua kesalahanku dulu,aku ingin berubah bu” jawabku sembari terisak-isak
“Alhamdulillah,kamu pasti bisa berubah nak,asal ada nawaitu dari hati kecilmu” ujar bu ustadzah menguatkanku
“aku ingin pulang meminta maaf pada ibu dan ayah,apa aku boleh pulang dulu bu?” pintaku
“tentu saja nak,ibu akan antar kamu menemui ibumu” jawab bu ustadzah
Keesokkan harinya aku dan bu ustadzah pergi menuju rumahku,sesampainya disana aku langsung memeluk mamah dan mencium kakinya.
“maafin nisa mah,selama ini nisa durhaka selalu buat mamah marah dan menangis,sungguh nisa menyesal,nisa sayang mamah karna Allah”
Mamahpun menangis dan bersyukur atas perubahanku,bu ustadzah meneteskan air mata melihat suasana haru dalam hidupku.
“kamu gak kepesantren lagi kan nak?” tanya mamah
“ilmuku masih belum cukup mah,aku mau menimba ilmu lagi disana dan mempelajari tentang agamaku,nisa ingin menjadi seorang muslimah yang berguna,izinkan nisa mah.”
“tentu nak,pergilah dan belajarlah dengan benar”

Akupun kembali kepesantren,hidupku mulai berubah,dunia hitam kini menjadi putih,aku tak mau lagi terjerumus dalam pergaulan yang membawaku pada jurang kehancuran,kuputuskan untuk tidak pacaran,karna aku tau jodoh sudah ditulis di lauhul mahfudz yang harus aku lakukan sekarang menimba ilmu dipenjara suci ini dan mengamalkannya agar berfaedah.

                                                                                                                  Senai,04 Desember 2016

Sabtu, 26 November 2016

NOTHING IS IMPOSSIBLE


NOTHING NOT IMPOSSIBLE

Musik bagiku sebuah kreasi imajinasi yang membuat hidup berwarna bagai pelangi,musik membuatku lupa akan pahitnya duniawi,dan musik bisa menjadi teman sejati.
Hari ini hari dimana aku harus memilih antara musik dan univercity,sungguh bagiku itu bukan sebuah pilihan tapi pemaksaa. dimana aku harus memilih salah satunya,bukan karena aku tak sanggup memilih keduanya hanya saja ibu menentang hobi bermusikku,dia menginginkanku menjadi apa yang dia mau,baginya bermusik hanya ada warna hitam kedepannya,sementara hatiku yakin bahwa musik bisa membuat beberapa warna dalam hidup ini,bukankah sunan kalijagapun menggunakan musik sebagai salah satu sarana berdakwahnya tapi ibuku tetap tak ada waktu mendengarkan penjelasanku tersebut,entah aku harus bagaimana semenjak ayah pergi ibu semakin overprotektif kepadaku,namun aku tau dia seperti itu karena dia menyayangiku.
Akhirnya kuputuskan untuk menuruti apa yang ibu mau,semenjak saat itu musik sangat jauh dari kehidupanku,sekarang yang aku tau hanya tentang sains,tentang molekul,atom-atom,senyawa,empiris. Ahh sungguh itu semua membuat kepalaku botak rasanya.
Tapi aku selalu berusaha membuat ibu bangga dan membuka hatinya untuk membiarkan musik masuk lagi dalam kehidupanku.
“Gita,sarapan dulu” teriak ibu memanggilku
“aku buru-buru bu hari ini ada ujian” jawabku sembari jalan terburu-buru
Semenjak masuk universitas waktuku bersama ibu sangat sedikit,tapi biarkan saja toh itu yang ibu mau,rasa hambar memang selalu terasa setiap harinya tapi inilah hidup tetap harus disyukuri.
Entah mengapa mataku terlalu picik pada kehidupan,aku hanya melihat dari pandangan,menutup hati dan menyipulkan tanpa mengetahui alasan sebenarnya.
Ada rasa marah,kecewa,dan sebagainya mengkoyak koyak hatiku,keinginan yang tak selaras dengan hati membuatku terombang ambing keseluruh mata angin.
“Git,kamu kenapa?” tanya rama sembari menepuk pundakku.
“hmm gakpapa ko ram” jawabku lemas
“kok lesu gitu,ayo cerita kenapa”
“aku hanya rindu musik ram”
“yaudah rental yuk” ajak rama
“gak ah,aku udah janji sama ibu gak main musik lagi” jawabku lirih
“kan gak ketahuan juga git”
“gak ah ibu memang gak lihat tapi Allah tetap melihat” akupun bergegas pergi meninggalkan rama.
Jam kuliah sudah berakhir,akupun segera pulang,sesampainya dirumah ibu menungguku didepan pintu.
“tumben pulang cepet git?” tanya ibu
“cape bu” jawabku lirih sembari berjalan
“duduk dulu sinih,ibu mau ngomong”
Akupun duduk walaupun saat itu suasana hatiku lagi badmood tingkat tinggi tapi aku berusaha biasa aja dihadapan ibu.
“ibu tau kamu masih marah”
Aku hanya diam sembari memainkan ponselku
“dengerin ibu dulu,taroh ponselnya” ibu mulai menaikkan nada bicaranya
Aku tetap  diam dan mematikan ponselku
“Gita,sampai kapan kamu kaya gini ke ibu!!”
“dan sampai kapan juga ibu mau bersikap kaya gini ke gita,ibu selalu over ke gita,gita gak boleh ini gak boleh itu,gita udah gede bu.” Kata kata pecah dari mulutku,dan mataku sudah tak kuat membendung air mata,rasa lelah dihatiku sudah tak bisa aku tahan.
“oke kalau kamu udah gede silakan atur hidup kamu sendiri ibu gak akan nglarang nglarang kamu lagi!” jawab ibu sembari meninggalkanku
Tangisku semakin menjadi-jadi,sungguh aku menyesal berkata seperti itu ke ibu,aku tau pasti hati ibu terluka karena ucapanku.
Jam dinding menunjukkan pukul 20:00 akupun memberanikan diri masuk kekamar ibu,Aku melihat ibu menangis menatap jendela,sungguh rasa menyesal tiada tara ketika melihat ibu menangis karena ulahku.
“ibu..maafin gita yah” ucapku sembari memeluk ibu
Ibu hanya diam,dan saat itu juga aku marah pada diriku, rasa sesal selalu menjalar dibagian tubuhku.
“ibu gita minta maaf,gita tau gita salah,maaf gita gak bisa jadi anak yang baik buat ibu,maafin gita bu”
Ibu langsung memelukku.
“gita udah jadi anak yang terbaik ko,maafin ibu juga nak,selama ini ibu terlalu over,ibu hanya pengen masa depan gita cerah”
“iyah bu maafin gita juga selama ini belum bisa bikin ibu bangga,gita janji gita bakal lakuin apa yang ibu mau,sebab gita tak ingin kehilangan surga bu” jawabku sontak membuat ibu terharu.
“dan ibupun janji gita boleh melakukan hobby gita asal positif,maafin ibu yah”
“ibu serius?”
“iyah nak”
Jawaban ibu sontak membuat badmood dihatiku lenyap seketika,rasa syukur pada-Nya yang mampu melelehkan hati ibuku.
“gita janji gita juga bakal jadi sarjana dan memakai toga untuk ibu”
Hari hari berlalu kuliah dan karir bermusikku tetap berjalan satu sisi aku ingin menjadi sarjana sains dan mengajak ibu keliling dunia melihat beradaban ISLAM diseluruh dunia,dan disisi lain aku ingin menjadi komposer dan lagu pertama kupersembahkan untuk dia wanita yang menjadi motivasi,inspirasi,moodboster,cinta,sahabat,temen curhat ialah IBU.
Tiba akhirnya saat yang ditunggu-tunggu kuliahku sudah menginjak semester akhir,aku tak pernah lelah menggapai impian dengan penuh ambisi dan antusias membanggakan ibu, aku ingin mendapat nilai terbaik.
“gita setelah ini mau kemana?” tanya mawar sahabatku
“cari kerja aja war”
“kenapa gak lanjutin S2 aja?” tanya mawar
“pengennya sih gitu,tapi aku pngn bantu perekonomian ibu,masa mau minta duit terus,sekarang giliran aku yang jadi mesin Atm buat ibu”jawabku
“oh yaudah git semangat,oh iyah kapan nikah”ledek mawar sembari tertawa
“hahaha dasar gemblung,calon aja gak ada udah ditanya nikah,kamu dulu aja lah nanti aku sih belakangan” jawabku sembari menggoda mawar
Skripsi dan sebagainya sudah kurampungkan,dan alhamdulillah 23 april 2016 aku resmi mengenakan toga dengan nilai yang memuaskan ibu tersenyum bangga padaku,rasa haru bahagia menyelimuti hari ini,dulu aku sempat melihat overprotektif ibu hanya dengan penglihatan dan menyimpulkan tanpa tau alasannya,dan hari ini menyadarkanku inilah hasil dari overprotektif ibu,bila saja waktu itu aku bisa berfikir jernih,tapi sudahlah yang lalu biar jadi pelajaran untuk kedepannya.
Hari berganti aku mencoba melamar sebagai guru disalah satu SMA swasta dan alhamdulillah aku diterima,aku merangkap dua mata pelajaran pertama tentang sains dan kedua tentang seni musik,kegemaranku terhadap musik membuahkan hasil juga, aku bisa mengembangan hobiku,bukan hanya untuk diri sendiri tapi aku bisa membagi ilmuku pada orang lain dan itu semua membuatku sangat bersyukur.
“gita ibu bangga padamu nak” ucap ibuku sembari memelukku
“ini semua berkat ibu,makasih selama ini sudah mendidik gita,sampai gita bisa menjadi seperti sekarang”
Bagiku kebahagiaan terbesar adalah ketika melihat ibu bahagia,semenjak ayah pergi untuk selama-lamanya aku jarang melihat ibuku tersenyum,bola matanya selalu kosong penuh dengan kesepian,jika aku sibuk kuliah, dirumah ibu hanya sendirian,maklum aku hanya anak semata wayang dan rumah nenek jauh dijawa.
Tapi kini aku selalu menyempatkan diri selalu bersama ibu,ibu yang tau perjalananku dari kecil sampai sekarang dan kini aku percaya jika kita bersungguh-sungguh dan berusaha nothing not impossible karena Allah selalu ada disetiap langkah.
Dulu aku hanya gadis biasa yang sangat kuper untuk membangun rasa percaya diri saja seperti harus naik tangga 1000 tingkat,tapi aku tak ingin menyerah dan selalu berusaha dan selalu ada do’a ibu disetiap langkah.

                                                                                                Senai,25 november 2016





Minggu, 13 November 2016

MAN JADDA WA JADDA :)

MAN JADDA WA JADDA

Canda tawa usai setelah senja tiba,kuberjalan melangkah pulang dengan hati hampa.
Sungguh rasanya tak ingin aku beranjak melangkah dari tempat itu,bagiku sekolah adalah rumah kedua setelah rumah nenek dan kakek.
Rasa sunyi,sepi kerap menyapa hari-hariku,hidupku pincang tanpa sosok ayah dan hatiku buta serta tuli kehilangan kasih sayang seorang ibu,semenjak ayah melangkah dari pintu itu gairah hidupku berkurang tapi kubisikan pada hatiku bahwa aku kuat dan bisa melanjutkan hidup,akan kugapai semua impian ditanah ini atau ditanah orang lain.
“Hanna jadi kesurau bareng gak?” Teriak gita memanggilku
“iyah git jadi”
Gita adalah sahabat karibku,dia yang selalu memahamiku ketika yang lain beranggapan negatif tentang anak broken home seperti diriku,Gita lah orang pertama yang membelaku,akupun ingin menunjukan bahwa tak semua anak broken home salah arah.
Untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim aku selalu menyempatkan diri mengunjungi surau,ada hal berbeda ketika aku disana,rasa tentram dan nyaman yang menyelimuti diriku.
Malam mulai semakin larut,aku dan gita masih didepan surau,tiba-tiba bu ustadzah menghampiri kita.
“kok belum pulang nak?” tanya bu ustadzah
“masih betah disini bu” jawabku sembari tersenyum
“sekolahnya kelas berapa ?” tanya bu ustadzah
“kelas 3 Aliyah bu” sahut Gita
“setelah lulus pada mau kemana?lanjut kuliah apa kerja?” Lanjut bu ustadzah
“kalau ada biayanya sih mau kuliah bu”jawabku
“yasudah mau kuliah atau kerja yang penting ada faedahnya nak,ingat selalu man jadda wa jadda” sambung bu ustadzah
Mendengar ucapan bu ustadzah hatiku semakin yakin melangkah mengarungi dunia ini,meraih mimpi setinggi langit merangkai mimpi bersama ribuan bintang bintang.
“han,pulang yuk” ucap gita membuyarkan lamunanku
Kamipun bergegas melangkah pulang,sesampainya dirumah,nenek menungguku untuk makan bersama,beliau sudah seperti ibuku,mencemaskanku saat aku pulang telat,menjagaku saat aku sakit dan mengingatkanku saat aku lalai dalam menjalankan kewajiban.
Malam ini sangat sunyi hanya terdengar derikan jangkrik dan saat itu pula imajinasiku mulai bermain diatas lamunan,kerinduan tiada tara pada ayah dan ibu turut mengisi kesepianku,namun apa daya,hanya do’a yang bisa kulantunkan pada kerinduan ini dan airmata yang jadi saksinya.
Malam semakin larut dan tiba-tiba handphone ku berdering,dan betapa kagetnya ketika aku lihat ternyata ayahku yang menelfon,antara sedih dan senang akupun tak tau.
“halo,assalamu’alaikum” ucap ayah
“wa’alaikumsalam wr.wb” jawabku sembari gugup
“sekolahnya gimana han?”
“alhamdulillah lancar yah”
“oh yaudah syukur,adikmu kemana?”
“masih di pesantren yah”
“oh yaudah ayah sibuk,udah dulu yah assalamu’alaikum”.
Sebelum aku jawab salam ayah sudah menutup telfonnya,sungguh campur aduk perasaanku,antara marah,kecewa tapi aku berusaha tegar dan aku ingat ada adikku yang lebih hancur hatinya ketika orang tuaku memutuskan untuk bercerai,bagaimana tidak waktu itu adikku masih kecil dan masih sangat minim perhatian jadi aku berusaha menjadi kakak dan orang tua kedua baginya,menjadi contoh yang baik untuk mimpi-mimpinya.
Kring...kring...kring... terdengar jam bekerku berbunyi,menandakan waktu subuh telah tiba,akupun segera bangun dan mengambil wudlu,selesai shalat aku menyiapkan keperluan sekolahku,kebetulan hari ini hari pertamaku ujian jadi kusempatkan belajar sebelum mandi.
“hana ayo berangkat” teriak gita
“iyah git tunggu”
Kamipun bergegas berangkat sesampainya disekolah bel langsung berbunyi,seperti inilah kebiasaan kami,maklum jarak dari rumah kesekolah cukup jauh terus kita Cuma naik sepeda itupun sampe terengah-engah kita mengayuhnya.
Ujianpun dimulai tapi aku sudah siap sebab tadi pagi sudah menyempatkan untuk belajar,disekolah aku selalu dijuluki miss pelit sebab saat ujian aku tak mau memberikan jawaban pada teman-temanku karna aku takut walaupun tidak ketahuan guru tapi Allah maha tau.
Aku wanita yang berprinsip mau dibilang kuno,gak zamani aku gak perduli,aku masih setia pada komitmenku dan aku tak ingin menodai komitmen itu.
Setelah ujian selesai ada sosialisasi dari salah satu pabrik dimalaysia,antara dilema mau kuliah atau bekerja,imajinasiku buyar membayangkan kalau aku kuliah bagaimana dengan sekolah adikku,sementara nenekku sudah tua tak mungkin kami terus-terusan meminta kepada mereka,dan dari saat itu aku memutuskan untuk bekerja.
Ujian telah berakhir dan Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan.
Dengan rasa penuh semangat untuk masa depan kuisi selembar formulir untuk mendaftarkan diri kepabrik malaysia,namun sayang aku kekurangan salah satu dokumen untuk persyaratannya. Dan waktu itu aku sempat putus asa,kenapa Allah mengujiku berulang-ulang,tapi aku sadar bahwa disetiap musibah pasti ada anugrah begitupun sebaliknya,dan aku mulai kembali bangkit kubuat surat lamaran kucari kesana kesini demi impianku dan impian adikku,dan akhirnya aku ketrima disalah satu perusahaan,namun aku hanya bisa sejajar dengan direct sales,maklum lulusan SMK sepertiku mau kerja apa bahkan sarjana-sarjanapun banyak yang menganggur jadi aku berusaha selalu bersyukur.
Satu tahun aku bertahan diperusahaan itu namun aku merasa hidupku tetap jalan ditempat,maka dari itu kuputuskan untuk resign dan melanjutkan impian untuk pergi kenegeri jiran.
Berbulan bulan aku menunggu dan akhirnya aku bisa berangkat,sebenarnya aku tak mau jauh dari keluarga tapi impianku selalu menguatkanku,aku tak iri pada teman-temanku yang bisa bersanding dosen dan bangku kuliah karna menurutku ilmu bukan hanya didapat dari bangku sekolah saja apalagi sekarang internet sudah canggih kita bisa tau apa yang dipelajari anak kuliah,tergantung kitanya mau tau atau tidak,mau berwawasan atau diam ditempat,ilmu itu pilihan bukan takdir.
sampai di malaysia kutemukan teman-teman baru,suasana baru dan pelajaran baru,pelajaran yang mengharuskanku tetap sabar dan bersyukur pada situasi apapun.
Dunia kerja yang kulakoni tidak seindah yang aku bayangkan,bekerja dibawah tekanan orang rasanya sungguh nelongso kata orang jawa sih,maka dari itu aku tak ingin adikku merasakan hal sepertiku,aku tak pernah menceritakan ketidakpuasanku disini selalu kuceritakan bahwa aku bahagia.
Berbulan-bulan aku disini dan aku mulai belajar dari negeri ini terutama tentang ISLAM,sungguh ilmu agamaku masih dibilang sangat minim tapi aku bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang mau mengajariku tentang islam,menceritakan tentang sejarah islam,cerita para nabi,dan cinta menurut islami.
“hana jom kantin” ujar bang fikri dan ka farah mengajakku,mereka sudah kuanggap sebagai kakak sendiri,mereka pula yang mengajariku tentang segala hal disini,tapi yang berbau positif loh,hehehe
“eh menurut kalian percaya tak cinta selepas kawin?” tanya ka farah
“kalau aku percaya,sebab cinta tu tumbuh seiring berjalannya waktu” jawabku penuh percaya diri
“kalau aku tak,bagaimana bisa cinta kalau tak pacaran dulu” sambung bang fikri
“apalah fikri kau ni cakap macam tak pakai mulut,pacaran tuh dosa tau,yang boleh tuh ta’aruf,betul tak na?” tanya ka farah
“iyah kak betul” sambungku
“iyalah-iyalah aku salah,sorry” ujar bang fikri
Kamipun bercanda tawa sampai waktu rehat telah usai.
“han lepas ni jom pergi makan angin” ajak ka farah
“nak kemana ka?”
“ketempat yang tenang buat refresh otak,hehehe” jawab ka farah
Time pulang telah tiba aku dan ka farah bergegas menuju tempat buat refresh otak,setelah sampai betapa terkejutnya aku melihat pemandangan yang sangat luar biasa yang sangat indah,sungguh subhanaalah ciptaan Allah.
“ka farah aku tengok ni jadi terkenang NEGERI ku” jawabku sembari meneteskan air mata,entah hatiku kenapa yang pasti aku merasakan kerinduan pada INDONESIA,pada keluarga.
“eh kenapelah kau ni dek,ceritakan pada akak macam mana INDONESIA tuh?”tanya ka farah
“INDONESIA sangat indah banyak lukisan alam ciptaan-NYA disana,Negeriku kaya akan alam tapi sayang dirampas oleh sabagian oknum tidak bertanggung jawab,tapi aku yakin negeriku bisa bangkit,kenangannya selalu melekat dalam hati,suku,budaya dan tradisi masih sangat kental” jawabku penuh haru
Dan rupanya kak farahpun ikut terharu mendengar celotehanku.
“mendengar ceritamu akak nak ke INDONESIA dek” ujar ka farah
“jom lah kak ikut nanti aku ajak pusing-pusing,hehehe” jawabku sembari membuyarkan suasana haru
Tanpa sadar waktu sudah senja aku dan ka farah segera pulang,sesampainya dirumah aku segera mandi,shalat dan membaringkan tubuhku,rasa lelah kerap menyapa tapi ketika membayangkan senyum adik-adikku rasa lelahku berkurang,dalam fikiranku,setidaknya lelahku membawa senyum mereka dan semoga juga lelahku menjadi lillah kedepannya.
Esok harinya seperti biasa aku bekerja,time rehat aku,bang fikri dan ka farah duduk diteras kilang.
“dek ngomong-ngomong kamu dah pernah jatuh cinta?” Tanya bang fikri penasaran
“haha apalah abang ni,aku masih normal tau,pasti pernah lah tapi ya begitulah..” jawabku lirih
“ceritalah begitu gimana?” sambung ka farah penasaran juga
“ Aku pernah jatuh cinta,waktu masih jaman sekolah,dia baik,rajin shalat,pandai pula,banyak yang menyukai dia tapi dia tak kesah,dia malah menyukaiku waktu itu akupun suka tapi semakin hari rasa takut menghantui aku,antara takut dimarahin orang tua,takut dosa juga ka” jawabku
“ko dimarahin orang tua,kenapa?” Tanya bang fikri
“waktu tu aku tengah sekolah abang” jawabku sembari tersenyum
“lalu dah berhenti sekolah bolehlah jatuh cinta lagi” sambung ka farah
“apalah akak ni,aku dah insyaflah,hahaha jangan bikin aku terjebak diruang nostalgia lagi.” Jawabku sembari tertawa dan beranjak meninggalkan mereka.
Rasa syukur dipertemukan dengan orang-orang baik disini dan memang benar man jadda wa jadda barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Mimpiku satu persatu terwujud,melihat adikku bahagia,membuat usaha dan sebagainya.
Aku bersyukur atas nikmat-NYA dan aku yakin jika aku tak melupakan-NYA,DIA pun pasti melebihinya.
Allah adil dalam segala hal,jika kau berfikir tak ditemukan kebahagiaan itu salah,sebenarnya kau hanya sedang diuji kesabaran,yang hanya perlu kau lakukan ialah menikmati proses menuju kebahagiaan.

                                                                                              Senai,12 nopember 2016





Sabtu, 12 November 2016

CINTA DIBALIK STENOGRAFI :)

CINTA DIBALIK STENOGRAFI
Suara adzan subuh sudah berkumandang,inilah awal dimana aku menjalani aktifitas,sebenarnya rasa ngantuk masih menyelimuti mata ini,tapi kulawan kantukku karena tidur setelah subuh tidak baik untuk kesehatan juga mempersulit datangnya rezeki,iyah seperti itu kata ibuku.
Usai shalat aku belajar sebelum berangkat  kekampus,dari SMK  sampai masuk universitas aku sudah terbiasa sendiri,walau jauh dari keluarga tapi aku bersyukur bisa melanjutkan mencari ilmu dan membuat bangga kedua orang tuaku.
Aku belajar disalah satu universitas jogya ,fakultas sastra inggris yang kuambil,aku ingin menembus dunia internasional.bukan hanya dalam imajinasi saja tapi aku ingin mewujudkannya didunia nyata.
“mawar..” Terdengar suara fita memanggilku
“iyah fit,aku segera turun”akupun bergegas menghampiri fita
“lama banget sih war,nanti telat loh” ujar fita sambil pasang muka badmood
“iyah fit maaf,aku kira masih pagi”jawabku sembari menggoda fita
Kita berduapun segera kekampus,hari ini ada tugas membuat puisi bahasa inggris
“fit,kamu udah belum bikin puisinya?” tanyaku
“udah dong,kamu?” jawab fita sembari membalikkan pertanyaan kepadaku
“aku juga udah”
Sesampainya dikampus kami segera masuk kekelas,bu dosen menyuruh kami mengumpulkan tugas
“masya Allah fita,tugasku ketinggalan loh iki,gimana dong?” tanyaku dengan penuh kecemasan
“mawar ! ko iso sih,kamu naroh dimana tadi?”
“aku lali fit,gimana dong”
Fita hanya mengangkat bahumya menandakan diapun bingung.
Benar saja firasatku,bu dosen menyuruhku keluar kelas untuk pertama kalinya aku benci keteledoranku kali ini.
Aku duduk ditaman kampus,dan tiba-tiba ada cowok menghampiriku.
“hai,kenalin aku bagas,oh iya kok kamu gak masuk kelas?” tanya bagas
“hai juga,aku mawar,aku lupa bawa tugas jadi dikeluarin deh dari kelas,kalau kamu kenapa?” tanyaku
“hahaha kalau gitu kita sama,kamu fakultas apa?”
“yeh orang kena hukum malah ketawa,aku sastra inggris,kalau kamu?”
“aku fakultas hukum tapi malah kena hukum,hehehe”
Dari pertemuan itu aku dan bagas sering ketemu,dia selalu buat aku tersenyum,karnanya duniaku yang dulu hanya netral hitam putih kini mulai berwarna.
“dor.... cie mawar senyum-senyum sendiri” suara fita mengagetkanku
“apaan sih fit,aku Cuma......” suaraku terhenti seketika karena bagas menghampiriku.
“Cuma apa???” sambung bagas menggodaku
“Cuma mikirin kamu tuh gas,selama ini mawar gak pernah tau deket sama cowok,Cuma kamu cowok pertama yang bikin dia senyum-senyum”ledek fita
“fita apaan sih,gak usah dengerin dia gas dia emang konyol.”sembari menutup mulut fita,aku tersipu malu karena ulah sahabatku itu.
“gakpapa lagi war,gak usah salting gitu”ldek bagas
Aku segera mengajak fita dan mengajaknya pulang,entah apa yang terjadi denganku,mungkin ini yang namanya cinta,tak bisa kupungkiri aku sedang jatuh cinta,namu  aku sadar aku siapa,aku hanya gadis biasa sekolahpun hanya mengandalkan beasiswa mana mungkin bagas mau denganku.
Pagi yang cerah hari ini,kubuka dairiku yang didalamnya penuh dengan ungkapan isi hatikuentah keluarga,sahabat atau someone special,seperti biasa fita menghampiri kosanku.
“mawar ayo berangkat” saut fita
“ya ampun hari ini ada kuliah ya fit,tunggu aku siap-siap dulu”
Tanpa sengaja aku meninggalkan dairiku dimeja,fita yang super duper jail mengambil dairiku,dia membuka setiap halamannya,namun kebingungan yang ia dapatkan dari dairiku tersebut.
“mawar,kamu nulis apaan sih,itu tulisan apa cacing kelaparan” ledek fita
“ih fita itu tulisan stenografi,aku bisa tulisan itu sejak smk.”
“kok yo tulisan ngene,aku ra iso baca mawar!”
“justru itu lebih baik fit,kamu gak usah baca,lagian dairi itu privasi tau,cukup aku sama Allah aja yang tau”
Aku dan fitapun berangkat,diperjalanan bagas nampak didepanku,antara grogi,salting,pokoknya campur aduk perasaanku,tiba-tiba bagas menengok kebelakang dan dia kemudian menghampiriku.
“hai war,ta bareng yuk”ajak bagas
Akhirnya kamipun berangkat bertiga,sesampainya dikampus,fita pergi menyelesaikan tugasnya yang belum kelar.
“mati aku ditinggal sendirian sama bagas” bisikku dalam hati
“woy!!.. kok nglamun,kekantin yuk”ajak bagas
Kamipun kekantin berdua.
“mawar,aku mau ngomong sesuatu kekamu” ucap bagas memecah kesunyian antara kami
“mau ngomong apa gas?”
“kamu....kamu mau gak jadi pacar aku?”
“oh my God,bagas nembak aku,gak salah??” bisikku dalam hati
“kok diem,aku salah ngomong yah,maaf war” sambung bagas
“hmm gimana yah,aku gak mau pacaran gas,aku masih setia pada prinsip dan komitmenku bahwa aku gak mau pacaran sebelum halal,maaf yah”
“oh gitu,iyah gakpapa war,aku ngerti kok,tapi kita masih bisa temenankan?” tanya bagas
“tentu saja,kalau gitu aku duluan masuk krlas yah”
Sesegera mungkin aku meninggalkan bagas,sebenarnya aku juga mencintai bagas,tapi aku gak mau pacaran,aku hanya mau pacaran setelah menikah,itu komitmenku dari dulu,kuambil buku dairiku,kutuangkan semua perasaanku lewat huruf-huruf stenografi.

Sebenarnya aku hanya bisa tulisan steno dasar,tapi setidaknya dairiku aman.
Kututup dairiku,namun tanpa sadar lembaran yang baru saja kutulis terjatuh.
Jam belajar sudah selesai,aku bergegas untuk pulang,aku sengaja pulang lebih cepat,karna aku tak ingin bertemu bagas sekarang.
Ketika aku keluar ternyata bagas menghampiri kelasku,tanpa pikir panjang aku segera sembunyi dan meninggalkannya,dan ternyata selembaran kertas dairiku ditemukan olehnya,dan tanpa aku sadari pula ternyata bagas juga bisa membaca dan menulis stenografi,sejak saat itu dia mengetahui isi hatiku.
“fit,kamu lihat mawar gak?” tanya bagas
“udah pulang duluan gas,emang kenapa?” jawab fita penasaran
“lihat ini” bagas memperlihatkan selembaran kertas dairi itu
“inikan tulisan mawar,isinya apa gas,aku gak bisa baca tulisan itu”
“ya udah aku bacain,tapi janji yah jangan bilang siapa-siapa.
“oke gas”
“(dear dairi)
Hari ini aku merasa bahagia,karena aku tau orang yang aku cintai juga mencintaiku,tapi apalah daya..
Tuhan... aku hanya mencintainya lewat tulisan steno ini,biarkan cintaku dibalik stenografi sampai tangan tuhan menyatukan cinta kami.”
“subhanallah indahnya,semoga kalian berjodoh gas,oh iyah besok mawar mulai cuti dari kampus katanya ibunya sakit” ungkap fita
“bagaspun sesegera mungkin menghampiriku,kamipun bertemu
“mawar tunggu..!!” teriak bagas
“bagas,maaf aku pergi gak pamitan sama kamu”
“oke oke gakpapa,mawar.. aku tau kamu mencintaiku saja aku sudah seneng” ujar bagas sembari mengembalikan selembaran dairiku
“jadi kamu udah tau gas,tapi maaf aku gak mau pacaran”
“gakpapa war,aku disini selalu nunggu kamu”
“ya udah gas aku pamit yah,Assalamu’alaikum”
“wa”alaikumsalam wr.wb”
Akupun meninggalkan bagas,rasa rindu pasti menjalar diseleruh tubuhku,namun aku percaya takdir Tuhan tak pernah salah.


                                                                                                            Senai,14 nopember 2016