Selasa, 28 Agustus 2018

Cinta Tak Berending


CINTA TAK BERENDING
Ketika aku masih kecil,aku selalu membawamu dalam kisahku,menjadikanmu peran utama dalam setiap dongengku,sampai tanpa sadar ketika aku tumbuh dewasa.aku mulai berani menatapmu dari jauh dengan penuh harapan suatu saat nanti bisa bersanding dihadapan orang banyak.
Namun ada beberapa hal yang masih belum bisa kulakukan,aku masih belum berani menatap wajahmu dari dekat dan aku masih belum berani mengatakan isi hatiku ,aku takut terlalu larut dan membuatku lupa pada posisiku.
Waktu terus berjalan dan aku masih terus diam pada rasaku,entah kapan rasa ini akan berhenti walau sudah kusaksikan dia mencintai orang lain,aku masih tetap kokoh mempertahankan rasaku.
Benteng yang membatasi hatiku runtuh,terkadang fikiran harus mengalah pada hati,ketika aku melihat dia disakiti hatikupun ikut terluka sehingga aku berusaha membuatnya tetap baik baik saja,mulut ingin mengungkap bahwa aku mencintainya,tapi tidak.aku tidak segegabah itu,melihatnya tersenyum sudah cukup untukku walau cintaku kukorbankan walau rasaku kuabaikan semua itu kulakukan karena aku ingin mengobrol dengan tenang bersamamu tanpa takut ada kecanggungan,cukup aku yang merasa demikian,kamu tidak perlu membalas rasaku,Allah ciptakan rasa cinta dihati setiap hamba-Nya jadi tidak ada yang salah,ketika aku mencintaimu tapi kau mencintainya,itu sah sah saja karena semua orang berhak jatuh cinta kepada siapapun.
Rasaku sama seperti mereka,hanya cara penyampaianku berbeda,dan inipun sah sah saja karena semua orang berhak mengekspresikan sendiri kisah cintanya.
Sempat berfikir bahwa kau juga mencintaiku karena perhatianmu padaku ,namun aku sadar bahwa minyak tidak akan pernah bersatu dengan air,aku sadar akan posisiku,walau mungkin makanan favorit kita sama,hewan yang tidak kita sukai sama dan buah yang tidak kita suka pun sama,tapi posisiku dan kamu berbeda,tapi percayalah wanita pilihanmu akan jauh lebih baik daripada aku.
Aku hanya siupik abu yang bermimpi menjadi cinderella,dan kau hanya tokoh dalam kisah kecilku,tidak lebih kau hanya bagian cinta yang ditumbuhkan Allah pada hatiku.
“jihan...” saut risti mengejutkanku
“ih risti,terkejut aku”
“lagian sore sore gini ngelamun”ucap risti
“Lihat deh kesana sunsetnya baguskan,aku lagi nikmatin itu tau” ujar ku sedikit mengalihkan pembicaraan
“Nikmatin sunset apa nikmatin nostalgia han??”ledek risti
“Apaan sih ris,nikmatin nostalgia sama siapa coba” ujarku tegas
“oh iya lupa jihankan takut sama cowo” ledek risti lagi
“Apaan sih risti ngeledek mulu ih” akupun bergegas bangun dan meninggalkan risti
“Han tungguin aku ih” teriak risti
Kamipun pulang,sejauh pertemanan kami,risti tidak pernah mengetahui rasaku pada riski.
Hari ini tanpa sengaja aku bertemu riski,seperti biasa dia melempar lelucon padaku,aku selalu bersikap biasa saja,namun hari ini dia sangat berbeda,setiap lelucon yang dia lontarkan semuanya menyudutkan perasaanku,sampai ketika malam tiba dia meminta bertemu,sempat kutolak,namun dia datang kerumah,karena memang rumah kita berdekatan.
“Han,ada yang mau aku omongin sama kamu” ucap riski
“Mau ngomong apa ki?” ucapku grogi
“aku mau jujur tapi kamu jangan marah yah,sebenernya aku mulai nyaman sama kamu,aku mau kamu jadi bagian dari kisahku han” ujar riski
“kamu bercanda ya ki,gak lucu tau”ujarku tegas
“Aku beneran han”ucap riski menegaskan
Malam itu riski mengungkapkan perasaannya dan tanpa sadar aku mengiyakannya dan saat itu pula aku lupa pada posisiku.
Hari semakin berlalu tapi riski malah menyakitiku dengan membagi perasaannya.
Aku menangis,bukan karena takut kehilangan.tapi aku menangis karna aku mengambil keputusan yang salah,cinta yang seharusnya masih tersimpan rapih yang hanya aku dan Allah yang tau kini riskipun tau semuanya tentang rasaku,dan akhirnya seperti ini,kisah masa kecilku hancur seketika,tidak kubawa lagi dirinya dalam dongengku karna aku tau kisahku bukan kisahnya,dan kisahnya bukan kisahku.
Kututup halaman tentangnya.aku tau seperti ini cara Allah melayukan cinta yang tidak seharusnya tumbuh.
Kubuka lembaran baru,dan riski pun menemukan perempuan yang dia cintai.
Meskipun begitu,aku dan riski masih bersahabat baik,namun itu justru menjadi penghalang bagi cintanya Aku sadar bahwa pertemananku dengan riski memang harus ada batasan.sedikit demi sedikit aku mulai menjauh.
“han,kamu kemana aja akhir akhir ini kamu jarang aktif dimedia sosial dan jarang keliatan juga dirumah” ujar riski
“Ada saatnya kita harus berani melepaskan ki,seharusnya rasaku masih teraimpan rapih dihati tapi kecerobohanku merusak semuanya,hari ini biar kita menjalani hidup kita masing masing kamu bahagiakan orang yang kamu cintai,dan aku berusaha buat jadi yang terbaik untuk pasanganku” ujarku dengan wajah tertunduk
“maafin aku han,baiklah kalau itu mau kamu,tapi apa harus kita gak temenan?” ujar riski
“pertemanan antara laki laki dan perempuan memang harus ada batasnya ki,mungkin kitapun harus seperti itu”
Akupun pergi dan membawa cinta yang tak berending,namun tenang saja kubuka halaman baru tentangku,tentang kisah cintaku dan bisajadi ada kamu lagi yang mampir dihalaman baru itu,semua sudah diatur oleh Allah swt,aku hanya berencana namun Allah yang menentukan.

Gadingan,28/08/2018
Ruesih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar