Jumat, 01 Desember 2017
Cinta Dalam Diam
CINTA DALAM DIAM
Tentangmu yang sering kusebut dalam bait bait do'a,yang sampai sekarang masih menjadi rahasia dilauhul mahfudz,aku masih disini memperbaiki diri agar pantas menjadi istri seperti khodijah dan Aisyah.
Walau terkadang wajah wajah sinis menatapku,mereka berargumen sesuka hati mereka karena mungkin mereka mengiraku aneh sebab aku berada dilingkungan yang mungkin jauh darikata religius tapi tak mengapa justru itu menjadi tantangan seperti apa aku patuh terhadap Tuhan.
Namaku zahra aku baru lulus Madrasah Aliyah menjadi seorang santri adalah salah satu mimpiku walau sempat ditentang ibu namun aku berhasil menunjukan kalau aku bisa,kala itu aku hanya bermodal nawaitu dan sampai akhirnya aku bertemu orang baik yang mau mengajarkanku tanpa pamrih sedikitpun dialah bu ustadzah yang sudah kuanggap seperti ibuku sendiri.
Hari ini kudatangi salah satu perguruan tinggi di jogja,dengan bekal nawaitu dan do'a orang tua aku mengikuti seleksi,sampai akhirnya aku diterima.
"Zahra...! " teriak dinda memanggilku
"Kenapa din?"
"Mau keperpus yah? "
"Iyah din"
"Yaudah bareng yuk"
Aku dan dindapun pergi keperpustakaan.
"Baca apa sih serius amat,love story yah? " ledek dinda
"Yaelah din, gak kok orang lagi baca biologi"
"Love story juga gakpapa kali ra"ledek dinda lagi
"Hmmm apaan sih dinda, eh aku kesana dulu yah mau nyari buku aqidah"
Sedang kupilih buku dirak rak perpustakaan ada tangan yang sama yang mengambil buku yang kupilih, akupun sontak kaget segera kuturunkan tanganku.
"Eh maaf maaf ambil lah" ujarku
"Tidak apa ambillah biar aku cari yang lain" suara seorang lelaki yang kudengar
Tanpa menatap wajahnya aku mengambil buku dan pergi sembari mengucap terimakasih.
Hari terus berganti tanpa disadari aku sudah semester 3,waktu liburpun telah tiba ingin rasanya pulang tapi masih ada pekerjaan yang harus ku kerjakan disini,karena jika ada waktu luang aku harus bekerja agar bisa membantu ayah dan ibu dan juga membantu pendidikanku.
Namun tiba tiba telfonku berbunyi, kudengar isak tangis ibu yang menyuruhku pulang kalau ayah kecelakaan dan meninggal, rasanya kakiku seperti pincang sampai aku terjatuh musibah yang Allah berikan kali ini sungguh membuatku hampir putus asa.
Tanpa pikir panjang aku segera pulang, sesampainya dirumah ibu memelukku, aku menangis sejadi jadinya.
"Katakan kalau ini hanya mimpi bu" ucapku sembari menangis
Ibuku hanya memelukku tanpa berkata apapun
"Kenapa Allah tidak adil bu,aku selalu mentaati perintah-Nya tapi kenapa Allah ngambil ayah" Ujarku mulai putus asa
"Astagfirullah nak, istigfar Allah sayang sama Ayah mangkannya Allah ambil ayah,kamu sendirikan yang sering bilang ke ibu,disetiap musibah pasti suatu saat akan ada anugrah, istigfar nak"
"Astagfirullah'al adzim maafkan aku bu, maafkan aku ya Allah"
Aku mencoba ikhlas atas kepergian ayah, dan segera kulanjutkan program sarjanaku karna itu sebagian mimpi ayah padaku.
Sepuluh hari kepergian ayah aku segera kembali ke jogja karna liburanku sudah berakhir berat rasanya meninggalkan ibu tapi justru ibu malah menguatkanku.
Sesampainya dijogja dinda memelukku, dan pelukan dinda membuatku terharu dan menangis kembali.
"Yang sabar ya ra"ucap dinda
"Iyah din makasih yah"
"Oh iyah kamu dicariin kak rizki tadi"
"Kak rizki siapa din? Aku gak tau" ujarku
"Itu loh yang pernah ketemu diperpus, kayanya dia suka sama kamu"
"Apaan sih din, sekalipun dia suka biar aja lah"jawabku cuek
Segera kutinggalkan dinda, tepat adzan dzuhur berbunyi aku segera kemushola, setibanya disana sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi aku segera bergabung untuk shalat berjamaah.
Ketika shalat telah selesai hatiku bertanya tanya, siapa yang menjadi imam tadi, bacaan shalatnya sungguh indah. Namun segera kutepis dengan istigfar,segera kukemas mukenahku dan meninggalkan mushola, sembari memakai sepatu tanpa sengaja aku menengok kebelakang dan melihat imam tadi setelah dia menatapku balik, aku segera pergi.
Diumurku yang sudah kepala dua aku belum pernah dekat dengan lelaki karna sedari kecil ayahku menyekolahkanku dipesantren,sempat berfikir pengen kaya remaja remaja seusiaku pacaran main kesana kemari namun aku sadar mencintai Allah lebih indah dari hal hal itu, iyah seperti itu yang ayah katakan padaku.
"Woy..! " ujar dinda mengagetkanku
"Dinda ngagetin aja"
"Habis ngelamun sih, dimushola ketemu pangeran yah"ledek dinda
"Ih nggak nggak kebiasaan deh" jawabku gugup
"Ra kenapa sih kamu takut banget jatuh cinta liat cowo aja udah kaya liat setan"
"Bukannya gitu din aku juga pengen pacaran tapi nanti setelah nikah biar berkah" jawabku membuat dinda termenung
"Udah yuk masuk nanti telat"ajakku
Akupun masuk kelas, setelah mata kuliah habis akupun pergi keperpus dan kebetulan aku bertemu lagi dengan imam dimushola tadi.
"Hayo ketahuan ngliatin siapa tuh"teriak dinda
"Ih jangan berisik nanti dimarahin, lagian aku gak ngliatin siapa siapa ko"
"Ngliatin kak rizki ya"ledek dinda
Kutatap mata dinda, dalam benakku dia rizki, dia yang nyariin aku,berarti dia juga yang waktu itu diperpus. SubhanAllah.
"Zahra! Nglamun lagi kan"ujar dinda
Akupun mengajak dinda pergi,entah kenapa dengan hatiku setiap bertemu lelaki itu jantungku berdebar tidak seperti biasanya jikalaupun ini cinta cukup aku dan Tuhan saja yang tau, biarkan kisah cintaku seperti ali dan fatimah iyah cinta dalam diam.
Kujalani hari hariku seperti biasanya kuliah kerja sampai tanpa disadari waktu begitu cepat berlalu toga yang kuidamkan bisa kukenakan, airmata haru diwajah ibu turut mengiringi kelulusanku.
"Nak kamu sudah dewasa apa kamu belum ada niatan buat menikah? " tanya ibu
"Niat selalu ada bu tapi jodoh masih on the way" jawabku membuyarkan suasana, ibupun tertawa sembari mencium keningku.
Hari ini aku pulang kekampungku meninggalkan jogja dan juga cinta yang masih rapih dalam kebungkaman, aku yakin Allah selalu punya jalan untuk mempertemukan.
Hari terus berganti,kini tugasku mengamalkan ilmuku agar dapat berfaedah,kuubah kampungku yang dulu jauh dari religius sekarang kuperkenalkan agamaku agama kita agama Islam,dan kutegaskan juga betapa pentingnya pendidikan. Secerdas apapun seseorang jika ia hanya berijazah sekolah dasar tetap saja dia diremehkan.
Ketika aku sedang mengajar tiba tiba sosok lelaki datang.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam wr. Wb" jawabku
"Zahra..! " terdengar suara dinda dari belakang laki2 itu, iyah memang itu dinda dan dia memelukku, pertemuan pertama setelah kita wisuda, dan aku baru sadar bahwa lelaki yang datang bersama dinda adalah kak rizki.
"Kamu tau dari mana aku disini din? "
"Dari ibumu ra, tadi aku kerumahmu dulu"jawab dinda
"Apa kabar ra? "Tanya kak rizki
"Alhamdulillah baik ka"jawabku singkat sembari menundukkan pandanganku
Aku tidak tau apa kak rizki juga mencintaiku atau tidak,dari dulu diapun tidak pernah mengatakan itu.
Jam ngajarpun selesai aku mengajak dinda dan kak rizki pulang kerumah.
Sesampainnya dirumah aku kaget sudah ada orang tua kak rizki yang sedang berbincang dengan ibu.
"Assalamu'alaikum bu"
"Wa'alaikum salam nak sini duduk" jawab ibu
Wajahku bingung aku menatap dinda, dinda hanya tersenyum kepadaku.
"Kamu bingung ya ra,langsung aja aku kesini buat ngelamar kamu perihal kamu nerima atau nolak itu terserah kamu aku ikhlas"ujar ka rizki
"Apa kamu yakin denganku"tanyaku
"Sangat yakin ra,kalau tidak kenapa aku bela belain dari jogja kesini" jawab kak rizki
Kutatap wajah ibu dan ibu tersenyum padaku.
"Bismillah,aku bersedia ka" jawabku
Raut muka lega terlihat pada semua orang disitu.
Selang beberapa minggu kami menikah dan rupanya ka rizki juga diam diam meyukaiku.
Kisah cinta kami memang seperti ali dan fatimah. Dan itu sangat indah.
Senai,2 Desember 2017
Langganan:
Komentar (Atom)
