KEAJAIBAN CINTA
Cinta,aku tidak tau dengan cara apa menjelaskannya yang
pasti hati dan jantungku tidak beraturan saat melihat wajahnya,namun biyarlah
cinta tetap cinta toh aku masih siswa sekolah menengah pertama,iyah tau apa
soal cinta katanya aku masih bau kencur. Entah mulai darimana aku jatuh
cinta,namun memang cinta membuatku jadi semangat kesekolah walaupun kupastikan
rasa kagum ini adalah cinta namun aku mencoba bersikap biasa saja setiap
bertemu dengannya karena kurasa cinta dalam diam lebih baik apalagi aku tau
orang yang aku cintai sudah memiliki cintanya sendiri.
Biarlah cinta ini hanya sebatas moodboster,walau kadang ada
ambisi memiliki namun sudahlah toh dengan melihat senyumnya saja aku sudah
senyum-senyum sendiri.
“nis kok senyum senyum sendiri sih?” ujar sahabatku sembari
menepuk pundakku
Dan seketika lamunanku buyar, “eh eh hmmm gak kok mi”
jawabku sembari gugup
“ecie yang lagi fokus,ngliatin siapa tuh?” ledek mia
“apaan sih,gak ngliatin siapa-siapa kok” ujarku mengelak
“ngliatin ka arif yah,kalau suka ngomong aja nis!” desak mia
“ihh gila aja,segitu ada cewenya” tanpa sadar akupun
keceplosan
“eciee ketahuan berarti bener dong kamu suka sama ka arif?”
ledek mia
“ih mia.. udah ah mau masuk kelas” jawabku malu-malu
Akupun segera masuk kelas,sebenarnya aku ingin menghindar
dari sahabatku mia,karena dia kalau sudah kepo mulut imutnya bisa mengeluarkan
pertanyaan lebih dari wartawan,hehehe
Jam pulangpun sudah tiba,hari ini kebetulan ada kegiatan
eskul,aku salah satu orang yang sangat menyukai ekstrakulikuler karena disitu
aku bisa menghilangkan kesepian,kebosanan dan lain sebagainya dan kebetulan
juga ka arif menjadi senior,sebenarnya dia dekat denganku sebab kita memang
dari kecil sudah dekat,namun semenjak Smp sangat jarang aku bisa
berbincang-bincang dengannya,entah apa yang membuat kita renggang.akupun tidak
sempat mengetahui alasannya.
Hari semakin berganti sampai tiba ka arif lulus,entahlah
antara suka atau tidak suka sebab tidak ada lagi moodboster yang bisa aku
jadikan alasan saat aku malas,tapi tenang saja itu tidak menyurutkan proses
belajarku,toh walaupun tidak bertemu disekolah setidaknya aku masih bisa
melihatnya dirumah.
“nis,pulang sekolah belajar bareng yuk”
“yaudah ayo mi”
“hmm nis bener kamu gak mau curhat ke aku” tanya mia
“ih ko tiba-tiba ngomongin curhat sih” jawabku ketus
“iya soalnya aku tadi baca cerpen kamu itu isinya melow
banget,hehehe” ledek mia sembari memegang buku cerpenku
“ih mia sini kembaliin” jawabku jengkel
“curhat dulu nanti baru aku kembaliin”
“iyah iyah nanti pulang sekolah yah”
“oke deh” miapun mengembalikan buku cerpenku
Jam istirahat telah tiba,seperti biasa aku selalu
menyempatkan diri diperpus sampai teman temanku memanggilku miss hemat kutu
buku,tapi aku tidak perduli toh membaca jembatan ilmu,walaupun baca novel itu
juga ada ilmunya,tapi kadang banyak orang yang gak peka soal itu.
“nis keperpus ya?” tanya mia sembari mengejarku
“iyah mi’
“curhatnya sekarang aja ya,soalnya nanti pulang sekolah aku
ada acara” bujuk mia
“hahaha ya Allah mi,lagian gak terlalu penting ngapain juga
dibahas”
“aku pengen tau aja nis cinta kamu ujungnya kaya gimana”
“belum ada endingnya mi masih ngambang,hehehe” jawabku
sembari tertawa
“yey nih anak ditanya bener-bener juga”
“sini lah masuk perpus nanti aku ceritain” jawabku
“gila kamu nanti dimarahin bu perpus lah kalau berisik”
Akhirnya aku dan mia berbincang didepan ruangan PMR
“aku memang menyukainya mi,tapi aku gak mau punya hasrat
memiliki,bukankah mencintai lebih baik diam,apalagi kita masih anak SMP. Ini
cinta atau bukan aku tidak tau sebab aku baru merasakannya,malu kalau
bertemu,senyum senyum saat melihatnya,deg degan saat didekatnya. Entahlah
mi,aku tidak ingin berlebihan pengen fokus belajar aja biyar lulus”
“oh gitu,yaudah nis aku juga mau kaya kamu ah” jawab mia
dengan muka polosnya
“hahaha woy bawa perasaan banget sih mi,jangan niru kaya
aku. Aku juga mau fokus belajar aja ko”
Aku dan miapun segera masuk kelas,mulai saat itu aku
memutuskan untuk fokus sekolah karena sebentar lagi ujian,aku belajar
mati-matian agar bisa masuk SMA,sebenarnya aku ingin satu sekolah dengan ka
arif tapi tidak sebab nanti rasa cintaku semakin menjadi-jadi.
Hari semakin berganti akupun kini sudah mengenakan seragam
putih abuabu,dan dimasa itu lebih tepatnya kelas 2 aku mulai dicintai tapi
entahlah aku masih tetap berharap pada cinta putih biruku,iyah aku masih
mengharapkan ka arif walau sebenarnya aku tau itu tidak mungkin.
“nis,ko kamu nolak rafli sih,kenapa?” tanya mia
“engkaupun tau nis bagaimana rasaku padanya,hatiku masih
menunggu sampai Allah memberi jalan”
“siapa? Ka arif? Kalau kamu gak ngomong mana dia tau nis”
ujar mia
“aku gak perduli itu mi,lihatlah cinta ali bin abi thalib
dan fatimah,cinta dalam diam. Mereka saling mencintai tapi tetap sama sama diam
sampai Allah mempersatukan”
“tapi sampe kapan nis?”
“entahlah,sudahlah gak mau bahas” jawabku mengalihkan
pembicaraan.
Berhari-hari aku menunggu,dan waktu itu entah ada angin apa
tiba-tiba ka arif mengechatku,dia curhat tentang risalah hatinya dengan orang
lain,namun aku tetap mendengarkan,sejatinya aku envy tapi mencoba tetap tenang.
Waktu itu pergantian tahun 2013 dia mengajakku melihat
meriahnya malam pergantian tahun,dan anehnya ibuku mengijinkan sementara waktu
aku meminta izin keluar malam dengan lelaki lain ibu tidak mengizinkan. Itu
yang membuatku semakin yakin kalau ibupun menyukai laki-laki ini. Jika dia saja
bisa merebut hati ibu apalagi hatiku.
Sejak saat itu aku mulai dekat dengan ka Arif,saking
dekatnya aku mengira dia menyukaiku sampai aku sadar bahwa presepsiku itu
salah,dia tidak pernah menyukaiku,terbukti saat dia menemukan wanita yang ia
cari tanpa berpamitan dia pergi begitu saja,tapi tidakpapa aku masih stay pada
komitmenku,cinta dalam diam.
Sampai suatu hari aku menerima orang baru masuk kehatiku,dan
sejak itu kurasa keputusan yang aku ambil salah,dia sama sekali tidak
menghargai komitmen dan prinsipku maka kuputuskan untuk sendiri berharap lagi
pada cinta yang tak pasti.
2015 saat aku sudah bekerja,ka arif masuk lagi dalam kehidupanku,aku
dengan hati yang sama aku membiarkan dia masuk.Setiap dia datang padaku pasti
dia sedang patah hati,entah aku dianggapnya apa,tapi tidak apa-apa,telinga dan
mulutku masih setia mendengarkan dan memberi saran padanya.
Waktu itu aku melihat matanya berlinang karena wanita,dia
meluapkan kemarahannya pada debur ombak aku hanya diam menyaksikan orang yang
aku suka patah hati,dibilang sakit jelas sakit,iyah bagaimana tidak aku tidak
tega melihat orang yang aku suka disakiti walaupun aku tau hatiku jauh lebih
sakit.
Setelah pertemuan itu dia menghilang kembali,dan aku tau dia
bahagia dengan pujaan hatinya,aku hanya bisa tersenyum,tidak mengapa hatiku
terluka asal orang yang aku suka bahagia.
Akupun memberanikan diri untuk pergi meninggalkan
pulau,sangat jauh kubawa hatiku pergi.
Mengais pundi-pundi rezeki dan mencoba menghibur diri,2016
kisah cintaku mulai hambar kuputuskan untuk melangkah sendirian,sepi memang
tapi aku lelah menunggu dan diberi harapan-harapan semu.
2017 cinta putih biruku mulai datang kembali pada
kehidupanku,seperti cara yang sama posisinya saat dia terluka,namun tidak
mengapa hatiku masih menerima.
Bahkan aku mulai berani mengungkapkan perasaanku,sebenarnya
malu tapi aku sudah lelah menunggu. Walaupun aku tidak tau ujungnya seperti apa
tapi saat dia bilang ‘aku mencintaimu’ rasanya hatiku lega,setidaknya cintaku
berbalas walau aku tak tau itu nyata atau sekedar bunga tidur semata.
“kenapa kamu menerimaku begitu cepat” tanya ka arif
“itulah ajaibnya cinta saat mulutku ingin mengatakan nanti,namun
hatiku sudah mengangguk untuk memberi jawaabannya” jawaabku
“kamu aneh gak kaya cewe lain kan biasanya mikir-mikir dulu”
“aku memang aneh,tapi pantaskan pertanyaanmu itu kau
lontarkan andai kau tau seberapa lama aku menunggumu mengatkan itu” bisikku
dalam hati
“nis kok diam?” tanya ka arif
“gakpapa kok ka” jawabku sembari tersenyum.
Hari-hari berlalu rasanya ada yang ganjil dengan cinta
ini,hatiku masih takut kalau ini hanya sementara,sebab aku tau masalalu masih
membayanginya. Maka dari itu kuputuskan untuk tidak berlebihan,jujur aku masih
takut terluka untuk yang kesekian kalinya,namun berulang-ulang juga dia
meyakinkan.
Apa ini sebuah keajaiban,aku tak tau itu yang aku tau Allah
itu adil,dia memberi bahagia bagi hambanya yang sabar walaupun sementara. Aku
selalu sabar menunggunya dan Allah mendekatkan kami. Dan sejak saat itu
kuanggap ini keajaiban cinta.
Senai,27 januari 2017
RuesihDharmaayu